PROSES ORGANISASI

A.        BEBERAPA PENDEKATAN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBAHAS HUBUNGAN ANTARA KEKUASAAN DAN PENGARUH

KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.

Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu :

1.         Reward Power

Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit adalah ‘jika anda dapat menjamin atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat menggunkan reward power anda kepada saya’. Pernyataan ini mengandung makna, bahwa seseorang dapat melalukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan kepada orang lain.

2.         Coercive Power

Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai ‘lisensi’ untuk menghukum dengan tugas-tugas yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji karyawan. Menurut David Lawless, jika tipe kekuasaan yang poersif ini terlalu banyak digunakan akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

3.         Referent Power

Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang lebih konkrit, seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.

4.         Expert Power

Kekuasaa yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diripada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan dianggap memiliki expert power tentang pemecahan suatu persoalan tertentu, kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima jalan pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari munculnya expert power.

5.         Legitimate Power

Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Tipe kekuasaan ini bersandar pada struktur social suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai cultural. Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang tersebut melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.

Dari lima tipe kekuasaan di atas mana yang terbaik? Scott dan Mitchell menawarkan satu jawaban. Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan (insentif) atau paksaan (coercion) guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan insentif ini selalu lebih mahal, dibanding jika karyawan secara spontas termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah (legitimate authority).


PENGARUH

Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.

Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.

Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan.

Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :

·         Persuasi Rasional :
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat mencapai sasaran.
·         Permintaan Inspirasional :
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
·         Konsultasi :
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.
·         Menjilat :
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
·         Permintaan Pribadi :
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
·         Pertukaran :
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
·         Taktik Koalisi :
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
·         Taktik Mengesahkan :
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
·         Menekan :
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.

Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.

B.        MODEL FISHER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut pendapat ini, model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1.         Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebtu jugasebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
·         Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
·         Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
·         Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi
situasi tersebut.
·         Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang
telah dievaluasi.
·         Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

2.         Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan.
Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah. Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.

NAMA            :  MEYDI ANNISA
NPM               :  16114610
KELAS           :  2KA34

Sumber :

ORGANISASI FUNGSIONAL

Nama          : Meydi Annisa
Kelas          : 2KA34
Npm           : 16114610
Mat. Kul     : Teori Organisasi Umum 2

TIPE ORGANISASI
TIPE ORGANISASI YANG DIINGINKAN

·        Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut.Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja.Pada organisasi ini pemimpin berhak memerintahkan semua para tenaga pengajar atau para karyawan,selama masih dalam hubungan pekerjaan.Sehingga seorang pekerja dapat saja doperintah oleh lebih dari satu pimpinan sesuai dengan keahlihannya.
·        Organisasi Dalam Bentuk Fungsional
Organisa fungsional adalah bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan dibawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Setiap  kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya.
Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja didasarkan pada "spesialisasi" yang sangat mendalam dan setiap pejabatnya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan spesialisnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TIPE ORGANISASI

·        Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1.  Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2.  Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3.  Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4.  Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.

·        Ciri-ciri tipe organsasi fungsional :
1.  Dapat dibedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.
2.  Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3.  Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4.  Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5.  Terdapat dua kelompok wewenang yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.

BAGAN ORGANISASI

Berikut adalah Bagan Organisasi Fungsional :


http://alfanurnur.blogspot.co.id/2012/11/organisasi-fungsional.html

ORGANISASI POSYANDU

Nama          : Meydi Annisa
Kelas          : 2KA34
Npm           : 16114610
Mat. Kul     : Teori Organisasi Umum 2


ORGANISASI SOSIAL

ORGANISASI SOSIAL YANG ADA DI SEKITAR LINGKUNGAN
Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan organisasi yang didirikan untuk memberikan pelayanan terpadu kepada balita dan ibu-ibu yang sedang melaksanakan program Keluarga Berencana. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan bayi, penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan bagi bayi, imunisasi bayi, konsultasi kesehatan, dan lain-lain.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI ORGANISASI POSYANDU
·        Kelebihan
-  Semua fasilitas yang disediakan oleh posyandu adalah secara gratis. Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tersebut.
-  Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
-  Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
-  Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain terkait.

·        Kekurangan
Tidak efektifnya program pemberian makanan tambahan dan program penyuluhan tidak berjalan.
Kelemahan tersebut disebabkan karena para kader posyandu yang bekerja dengan sukarela tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Selain para kader itu merasa tidak percaya diri dalam memberi penyuluhan, situasi di Posyandu sendiri tidak memungkinkan. Dengan tempat yang seadanya dan jumlah anak begitu banyak, sehingga tidak bisa melakukan penyuluhan.

KONFLIK PADA ORGANISASI POSYANDU
Posyandu awalnya merupakan sebuah organisasi pelayanan pencegahan penyakit dan keluarga berencana bagi wanita usia subur dan balita. Posyandu berkembang atas kesadaran serta upaya masyarakat sendiri dari setiap desa. Kegiatan Posyandu dilakukan oleh para anggota PKK tingkat desa, yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader Posyandu. Saat ini masih banyak daerah yang belum memanfaatkan Posyandu secara optimal, dimana Posyandu yang selalu aktif melakukan kegiatan setiap bulannya, namun dalam pemanfaatan meja penyuluhan tidak dilaksanakan atau tidak berjalan, maka hal ini berdampak pada kegiatan penimbangan balita, pengisian KMS, penyuluhan serta imunisasi, tidak berjalan maksimal dan pada akhirnya akan terjadi status kemunduran.
Peran Posyandu dalam penyelenggaraan program kerjanya pada masa lalu kurang optimal, dimana tenaga kesehatan terutama di desa tidak memanfaatkan Posyandu untuk mendeteksi gangguan kesehatan, karena tidak pernah berpikir ke arah untuk memanfaatkan Posyandu. Kondisi ini disebabkan karena penempatan dokter di Puskesmas tidak dibekali tugas dan kemampuan tentang Posyandu.

PENGARUH TERHADAP ORGANISASI POSYANDU
Hal ini berdampak pemanfaatan Posyandu tidak efektif yang berakibat pemantauan status kesehatan pada derajat kesehatan masyarakat menjadi tidak terpantau, yang menimbulkan masalah gjzi pada masyarakat.

ANALISIS
Posyandu sangat penting dalam lingkungan masyarakat. Maka pemerintah perlu adanya upaya untuk meningkatkan fungsi posyandu, memperbaiki dan memantau kegiatan posyandu agar berjalan dengan baik.

ORGANISASI


A.     Ciri-Ciri Organisasi Secara Umum

-  Memiki tujuan dan sasaran 
-  Memiliki komponen yaitu atasan dan bawahan
-  Adanya kerja sama yang terstruktur 
-  Memiliki pendegelasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas. 
-  Memiliki keterikatakan format dan tatat tertip yang harus ditaati
                                         
Ciri-Ciri Organisasi Menurut Para Ahli yaitu Berelson dan Steiner :
Formalitas, adalah ciri organisasi sosial yang merujuk pada perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi dan seterusnya.
Hierarki, adalah ciri organisasi yang mengacu pada pola kekuasaan dan kewenangan yang berbentuk piramida, artinya terdapat orang-orang tertentu dengan kekuasaan dan kewenangan yang tinggi dari pada orang biasa dalam organisasi tersebut.
Besar dan Kompleksnya, adalah ciri organisasi sosial yang memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal) yang biasanya disebut dengan "gejala birokrasi".
Lamanya (Duration), adalah ciri organisasi dimana eksistensi organisasi lebih lama dari pada keanggotaan pada organisasi tersebut.


B.   Unsur-Unsur Organisasi

1.    Manusia (Man)
2.    Kerjasama
3.    Tujuan Bersama
4.    Peralatan (Equipment)
5.    Lingkungan
6.    Kekayaan Alam
7.    Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi
-  Pembagian tugas.
-  Pendelegasian wewenang.
-  Disiplin.
-  Kesatuan perintah.
-  Kesatuan arah.
-  Rentang pengawasan.
-  Koordinasi.
-  Jenjang organisasi.
-  Sentralisasi.
-  Inisiatif.

Penjelasan Unsur-Unsur Organisasi :
1.  Manusia (Man) : Dalam keorganisasian, manusia sering disebut sebagai pegawai atau personel yang terdiri dari semua anggota organisasi tersebut yang menurut fungsidan tingkatannyaterdiri dari pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, manajer yang memimpin tiap-tiap satuan unit kerja yang sudah dibagikan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan para pekerja.

2.  Kerjasama (Team Work) : Suatu kegiatan bantu-membantu antar sesama anggota oeganisasi yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. oleh karena itu, anggota organisasi dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsi, tugas dan tingkatannya masing-masing.

3.  Tujuan bersama : Adalah arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan merupakan titik akhir dari apa yang diharapkan atau dicapai dalam organisasi. Setiap anggota sebuah organisasi harus mempunya tujuan yang sama agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.

4.  Peralatan (Equipment) : Segala sesuatu yang digunakan dalam organisasi seperti uang, kendaraan, gedung, tanah dan barang modal lainnya.

5.  Lingkungan (Environtment) : Yang termasuk kedalam unsur lingkungan adalah :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi berjalannya organisasi karena kondisi atau situasi sangat dekat hubungannya dengan organisasi dan anggotanya.
b. Tempat atau lokasi, karena mempengaruhi sarana transportasi dan komunikasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sarana kegiatan organisasi, wilayah operasi dibagi menjadi empat, yaitu wilayah kegiatan,wilayah jangkauan, wilayah personil, wilayah kewenangan atau kekuasaan.

6.  Kekayaan alam : yang dimaksud adalah cuaca, keadaan geografis, flora, fauna dll.

7.  Kerangka/kontruksi mental organisasi itu sendiri.
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
1.   Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
2.   Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang.
3.   Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing.
4.   Ada tujuan tertentu.


C.     Teori Organisasi

Teori Organisasi adalah suatu teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, kajiannya yaitu bagaimana caranya membahas bagaimana sebuah organisasi dalam menajalankan fungsi dan menerapkan visi dan misi organisasi tersebut. Lingkungan kerja suatu organisasi dapat mempengaruhi dan terpengaruh oleh orang di dalam suatu organisasi tersebut.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi yang pernah ada dan berlaku dalam sejarah dan perkembangannya hingga sekarang. Teori itu meliputi organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori organisasi modern.

Berikut pembahasan dari jenis teori ogranisasi.
·         Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) atau disebut juga teori tradisional, isinya berupa konsep tentang organisasi dari abad 19, definisi organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor lain yang terjadi karena terlibat kerja sama antar orang.
Teori ini mempunyai efek yang sama yang berkembang dalam tiga dasar anggapan-anggapan, anggapan tersebut yaitu:
-   Teori birokrasi : dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
-  Teori administrasi : dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
-  Manajemen ilmiah : dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.

·         Teori Organisasi Neoklasik
Teori neoklasik dikenal sebagai teori/aliran hubungan manusiawi (The human relation movement). Teori ini dikembangkan atas dasar teori klasik. Tanggapan dalam teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial sebagai indivudi maupun sebagai bagian kelompok dalam lingkungan kerjanya, dari dasar tanggapan ini teori neoklasik mendifisikan ‘organisasi” memiliki tujuan yang sama.
Teori neklasik dalam hal pembagian kerja diperlukan hal-hal berikut:
Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan
Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.

·         Teori Organisasi Modern
Herbert Simon menandai teori modern dengan lahirnya gerakan contigency yang menyatakan teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal  dan disederhanakan untuk suatu kajian mengenai kondisi yang dapat diterapkan prinsip saling bersaing.
Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of organization” mengungkapkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Dalam buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan
Teori modern atau yang bisa disebut sebagai analisa system pada organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan system yang terbuka.


D.     Pendapat Tentang Organisasi yang Baik

Organisasi yang terorganisir,organisasi yang mempunyai visi dan misi atau tujuan yang jelas, organisasi yang mempunyai perencanaan yang matang,organisasi yang mempunyai kreatifitas dan inofatif dalam membuat perencanaan, organisasi yang bisa berkembang sesuai dengan tujuan dan visi misi yang sudah menjadi kesepakatan.
Kerjasama yang baik bisa menjadi awal sebuah organisasi bisa berjalan dengan lancar dan baik, di samping itu juga perlu adanya komunikasi yang baik pula. Tanpa ada kerjasama dan komunikasi yang baik, sebuah organisasi tidak akan bisa bertahan lama,padahal suatu organisasi yang baik dilihat petama kali dari bisa bertahan lama “tidak cepat bubar” atau sebaliknya “konsisten”.

Nama   :  Meydi Annisa
NPM   :  16114610
Kelas   :  2KA34

Sumber :


Organisasi Publik


PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang  belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembamgunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan  perdagangan.

Aparatur pemerintah dalam hal ini pegawai negeri sipil adalah ’ujung tombak’ dalam mewujudkan kewajiban negara melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya melalui pelayanan publik, sesuai dengan yang diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar RI 1945. Bahwa dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan pemerintah merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang kualitas pelayanan publik.
Organisasi publik terfokus pada pelayanan publik, oleh karena itu diperlukan  pemahaman terhadap payung hukum dengan cakupan mengenai:
(1) aturan kekuasan dan wewenang organisasi pelayanan publik,
(2) norma dan etika aparat pemegang kekuasan dan wewenang organisasi pelayanan publik,
(3) hak-hak publik dalam hubungannya dengan kekuasan dan wewenang organisasi dan aparatur pelayanan publik.

Dalam hal ini pegawai negeri sipil dituntut memiliki dan menunjukkan integritas diri dalam melakukan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma  pelayanan publik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


PEMBAHASAN


 PENGERTIAN DAN KONSEP ORGANISASI PUBLIK

Organisasi berasal dari kata Yunani organon, dan istilah Latin organum yang  berarti alat, bagian, anggota atau badan. Menurut pendapat para ahli;

James D Mooney mengatakan, “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

Sedangkan Chester I Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu sistem dari aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Chester I Barnard melihat organisasi itu merupakan suatu susunan skematis “dimana tergambar“ sistem daripada aktifitas kerja sama.

Selanjutnya menurut Prajudi Atmosudirdjo organisasi adalah Struktur tata  pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara kelompok orang pemegang  posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapatlah dikatakan bahwa definisi dari organisasi itu adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.

Publik berasal dari bahasa latin “Public” yang berarti “of people” berkenaan dengan masyarakat. Mengenai pengertian publik, Inu Kencana Syafiie dkk (1999) memberikan pengertian sebagai berikut: “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”.
Itulah sebabnya, Inu Kencana Syfiie dkk., mengatakan bahwa publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk, masyarakat, warga negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda.
Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan sipil.
Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam operasionalnya. Organisasi publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat tidak  pada profit/laba/untung. Miftah Thoha telah memprediksi organisasi-organisasi dimasa mendatang yang salah satunya di bidang penataan organisasi, dimana organisasi dimasa mendatang akan mempunyai sifat-sifat yang unik. Struktur organisasi formal akan mengalami  penambahan dan perubahan yang bervariasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi baru tanpa menganalisis lebih lanjut struktur formal yang ada. Sehingga  banyak dijumpai organisasi-organisasi tandingan yang nonstruktural. Keadaan seperti ini sering dinamakan gejala proliferation dalam organisasi. Suatu pertumbuhan yang cepat dari suatu organisasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi formal yang nonstruktural yang dibentuk untuk menerobos kesulitan birokrasi.

Kelebihan dari kejadian diatas adalah organisasi akan lebih memberikan perhatian terhadap pemecahan persoalan dibandingkan dari penekanan program. Dengan demikian, organisasi-organisasi masa mendatang akan merupakan suatu kombinasi dari gejala-gejala adaptasi (adaptive process), pemecahan masalah (problem solving), sistem temporer (temporary system) dari aneka macam spesialis, dan evaluasi staf tidak lagi didasarkan atas hierarki vertikal berdasarkan posisi dan pangkat. Inilah bentuk organisasi masa depan yang bakal menganti birokrasi.


MASALAH YANG TERJADI DALAM ORGANISASI PUBLIK

Sebuah konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi publik sangat banyak terjadi. Apalagi dalam konteks sebuah organisasi besar yang dalam hal ini kita sebut sebagai  pemerintah. Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat dituntut untuk meberikan usaha terbaiknya yang dalam melakukan proses tersebut terjadi berbagai permasalahan atau konflik yang tak urung membuat masyarakat yang merasa dikecewakan. Pelayanan merupakan pilar penting yang dilakukan dalam memberikan kepuasaan kepada masyarakat. Dari beberapa tahun yang lalu kita telah melihat berbagai pelayanan yang telah diberikan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Namun tak ayal juga kita bisa memperhatikan berbagai kekecewaan yang tercipta karena konflik yang terjadi saat dilakukan proses pelayanan. Dari hal itulah bisa terjadi berbagai macam cabang - cabang konflik yang lambat laun jika didiamkan maka bisa terjadi permasalahan yang susah untuk di elakan lagi.
Permasalahan utama yang kadang timbul dalam usaha organisasi publik untuk melakukan  pelayanan kepada masyarakatnya antara lain :
·         Ketidak jelasan bentuk pelayanan
·         Kualitas pelayanan yang dilakukan
·         Keterlambatan pelayanan


CARA MENGATASI PERMASALAH
Dari hal tersebut dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung jawab penyelesaian agar tercipta pelayanan yang lebih baik lagi seperti :

1.  Pemberian pelayanan fisik dalam bentuk yang transparan dimana para petugas atau anggota dalam organisasi publik tersebut bisa terjun langsung memberikan  pelayanannya.

2.  Kualitas itu bisa terjadi karna adanya sebuah harapan dari pelayanan yang diberikan yang dimana masyarakat menuntut untuk diberikan pelayanan terbaik atau kualitas agar terciptanya kepuasaan. Dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka dengan sendirinya tercipta ekpektasi atau pemikiran bahwa kualitas telah tercapai karna telah memenuhi keinginan dari masyarakat itu sendiri.

3.  Dalam menentukan pelayanan yang baik, lebih diutamakan untuk menjadikan sebuah pelayan tersebut menjadi pelayanan yang terarah dan tepat waktu dimana  penyampain layanan tersebut tidak tertunda yang akan menjadikan sebuah konflik atau permasahan, diperlukanlah sebuah kehandalan dari anggota organisasi publik untuk melakukan tugasnya.


ANALISIS
Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan. Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam operasionalnya.
Organisasi publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat tidak  pada profit/laba/untung. Organisasi sektor publik memiliki ciri-ciri tidak mencari keuntungan finansial, dimiliki secara kolektif oleh publik, kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham, keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan consensus. Organisasi sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Tujuan organisasi publik adalah untuk mensejahterakan masyarakat secara  bertahap.
b.      Aktivitas utamanya pelayanan publik (publik services).
c.       Sumber pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara, peinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan sengan perundangan yang berlaku.
d.      Organisasi publik bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga  perwakilan rakyat.
e.       Kultur organisasi bersifat birokratis, formal dan berjenjang.
f.       Penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program.
g.      Stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor, para investor, lembaga-lembaga internasional.

Oganisasi publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan menjamin  penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari  penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, dilandasi dengan pengaturan hukum yang mendukungnya. Ruang lingkup organisasi sektor publik, antara lain :
a.       Bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan variatif
b.      Sektor publik menyerap banyak tenaga kerja
c.       Faktor Lingkungan yang mempengaruhi, yaitu : Faktor ekonomi, Faktor politik, Faktor kultural, Faktor demografi. Permasalahan utama yang kadang timbul dalam usaha organisasi publik untuk melakukan pelayanan kepada masyarakatnya antara lain :
·                    -   Ketidak jelasan bentuk pelayanan.
·                    -   Kualitas pelayanan yang dilakukan.
·                   -    Keterlambatan pelayanan.

Sumber Referensi :
http://www.academia.edu/10041127/Makalah_Organisasi_Publik
Diberdayakan oleh Blogger.