MASYARAKAT
PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN
1.) MASYARAKAT PERKOTAAN
A.
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat
dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah
ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya
territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
B. PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat
perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberap
ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan keagamaan berkurang bila
dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang kota pada umumnya dapat
mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini
adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga
sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik ,
perbedaan agama dan sebagainya .
3. Jalan pikiran rasional yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
4. pembagian kerja di antra warga-warga
kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan
pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
6. interaksi yang terjai lebih banyak
terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
7. pembagian waktu yang lebih teliti
dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
8. perubahan-perubahan sosial tampak
dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh
dari luar.
C. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan Orientasi
Terhadap Alam, Masyarakat
perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di
dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian
berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih
kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih
rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu
komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan
ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan
perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk
kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat
sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi
berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat
kelas ekstrem dari masyarakat.
D. HUBUNGAN PERBEDAAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan
terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling
membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar
pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota.
sebaliknya, kota menghasilkan
barang-barang yg juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan
tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
E. ASPEK
POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan
dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma : Untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.
- Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat, agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.
2.) MASYARAKAT
PEDESAAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis,
social, ekonomi, politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam
hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung factor ekonomi, social, pendidikan dan kebudayaan.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung factor ekonomi, social, pendidikan dan kebudayaan.
Ciri Masyarakat Desa :
1. Di dalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas-batas wilayahnya.
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas-batas wilayahnya.
2. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
3. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
4. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat
istiadat dan sebagainya.
istiadat dan sebagainya.
B. HAKIKAT
DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat
desa dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang
sebagian
tidak mementingkan masalah politik mereka hanya mementingkan gimana menikmati
hidup dengan kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka itu cukup
dibanding dengan harus mengatur atau memegang sebuah jabatan. Dan masyarakat
pedesaan ini memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil yang
terbaik sesuai dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba
kecukupan bukan berarti mereka bodoh atau malas, buktinya memang ada seorang
pejabat yang mengerti akan mengelola padi untuk mendapatkan beras terbaik ? ada
pasti bisa menjawab itu, kecuali pejabat itu anak dari petani. Masyarakat
pedesaan ini memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu
hidup dengan bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat
bergantung dengan masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras,
apa jadinya biala didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas
masyarakatnya adalah orang kaya. Fungsi masyarakat pedesaan ini yaitu merka
menjadi lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada
hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai
petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya
hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga
yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
C. KEGIATAN PADA MASYARAKAT PEDESAAN
A. Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat perdesaan, adalah:
1. Pembinaan
Lomba Desa/Kel.
2.
Pembinaan Lomba P2W-KSS, GSI dan BKB.
3.
Pembinaan dan Pemantauan Bulan Bhakti.
4. Koordinasi dan Pendampingan Implementasi
Program Pemberdayaan Masyarakat.
5.
BOP PNPM-PISEW.
B. Kegiatan Indikatif dalam Program
Pembinaan Pemerintahan Desa, adalah:
1.
Pembinaan dan Pelantikan Kepala Desa dan BPD.
2.
Pembinaan / Fasilitasi Administrasi Kepegawain Sekertaris Desa.
3.
Pembinaan Administrasi Pemerintahan Desa / Workshop.
4.
Peningkatan Desa menjadi Kelurahan.
5.
Pengadaan Buku Profil Desa (Data Keluarga).
6.
Pembentukan Tim Pokja Profil Desa.
7.
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan ADD.
8.
Pemetaan dan Penataan Batas Adm. Desa / Kelurahan.
C. Kegiatan Indikatif dalam Program
Pengembangan Ekonomi Perdesaan, adalah:
1. Pelatihan Pengelola Pasar Desa.
2.
Pembinaan, Penguatan Kapasitas Lumbung Pangan.
3.
Pembentukan BUMD/BUMKEL.
D. Kegiatan Indikatif Program Pengemb. dan Pemanfaatan Teknologi
Tepat Guna, adalah:
1.
Pembinaan Pameran Gelar TTG Tingkat Nasional.
2.
Identifikasi jenis dan lokasi komoditas unggulan TTG
E. Kegiatan Indikatif dalam Program Peningkatan Pemberdayaan
Pemerintahan Desa dan Kelurahan, adalah:
1.
Biaya Operasional Pembinaan dan Pengendalian Batuan ADD.
2. Pelatihan
Kader Pemberdayaan Masyarakat.
3. Pemberdayaan
Kelembagaan Masyarakat dalam pendataan Profil Desa.
F. Kegiatan Indikatif Program Peningkatan Kelembagaan
diperdesaan, adalah:
1. Fasilitasi Pengembangan Kerjasama antar Desa.
2. Pendayagunaan
Asosiasi Pemerintahan Desa dalam Perencanaan Pembangunan Masyarakat.
3. Penguatan
Tim Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Sosial Budaya.
4. Monitoring,
Evaluasi dan Konsultasi Program Pemberdayaan Bidang Sosial Budaya.
5. Pembinaan
dan Pengendalian Desa Percontohan (Labsite).
D. SISTEM NILAI DAN BUDAYA PETANI INDONESIA
Para ahli disinyalir bahwa
dikalangan petani pedesaan ada suatu cara berfikir dan mentalitas yang hidup
dan bersifat religio-magis. Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain
adalah:
1.
Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidup itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu
tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan
diri dengan sembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa. Bahkan sebaliknya
wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian
sebaik baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2.
Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan
kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
3. Mereka
berorientasi pada masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang
mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan
masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan
bagi mereka).
4. Mereka menganggap
alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya
meruakan sesuatu yang harus wajib diterima. Mereka cukup dengan menyesuaikan
diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5.
Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong royong,
mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
3.)
URBANISASI
A. PENGERTIAN URBANISASI
Pengertian urbanisasi mengandung
banyak makna bergantung dari sudut mana kita mengkajinya, diantaranya:
a. Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
c. Urbanisasi diartikan sebagai proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan.
d. Urbanisasi bisa pula diartikan sebagai pemekaran wilayah perkotaan.
a. Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
c. Urbanisasi diartikan sebagai proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan.
d. Urbanisasi bisa pula diartikan sebagai pemekaran wilayah perkotaan.
B.
SEBAB - SEBAB TERJADINYA URBANISASI
1. Faktor
penarik terjadinya urbanisasi (pull factors)
a. Kehidupan kota yang lebih modern
dan mewah.
b. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap.
c. Banyak lapangan pekerjaan dikota.
d. Dikota banyak perempuan cantik dan laki-laki tampan.
e. Pengaruh buruk sinetron
indonesia.
f. Pendidikan sekolah dan perguruan
tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
2. Faktor pendorong terjadinya urbanisasi (push
factors)
a. Lahan
pertanian yang semakin sempit merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya.
b. Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan didesa.
c. Terbatasnya sarana
dan prasarana di desa.
d.
Di usir dari desa asal.
e. Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya.
C.
AKIBAT URBANISASI
Dampak
yang Ditimbulkan Urbanisasi
Akibat dari meningkatnya proses urbanisasi menimbulkan
dampak-dampak terhadap lingkungan kota, baik dari segi tata kota, masyarakat,
maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap lingkungan kota antara
lain:
1. Dampak positif
Pandangan
yang positif terhadap urbanisasi, melihat urbanisasi sebagai usaha pembangunan
yang menyeluruh, tidak terbatas dalam pagar administrasi kota. Selain itu kota dianggap
sebagai “agen modernisasi dan perubahan”. Mereka melihat kota sebagai suatu
tempat pemusatan modal, keahlian, daya kreasi dan segala macam fasilitas yang
mutlak diperlukan bagi pembangunan.
Tanggapan
lain adalah bahwa kita tidak mungkin membayangkan bagaimana pertumbuhan dan
keadaan Jakarta sekarang ini dan juga pusat-pusat industri di dunia lainnya
bisa tercapai bila seandainya tidak ada urbanisasi.
Kelompok
tertentu berpendapat bahwa proses urbanisasi hanyalah suatu fenomena temporer
yang tidak menghambat pembangunan. Dan menekankan bahwa kota merupakan suatu
“leading sector” dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. Urbanisasi
merupakan variable independen yang memajukan pembangunan ekonomi.
2. Dampak negatif
Di
Indonesia, persoalan urbanisasi sudah dimulai dengan digulirkannya beberapa
kebijakan 'gegabah' orde baru. Pertama, adanya kebijakan ekonomi makro
(1967-1980), di mana kota sebagai pusat ekonomi. Kedua, kombinasi antara
kebijaksanaan substitusi impor dan investasi asing di sektor perpabrikan
(manufacturing), yang justru memicu polarisasi pembangunan terpusat pada
metropolitan Jakarta. Ketiga, penyebaran yang cepat dari proses mekanisasi
sektor pertanian pada awal dasawarsa 1980-an, yang menyebabkan kaum muda dan
para sarjana, enggan menggeluti dunia pertanian atau kembali ke daerah asal.
Arus
urbansiasi yang tidak terkendali ini dianggap merusak strategi rencana
pembangunan kota dan menghisap fasilitas perkotaan di luar kemampuan
pengendalian pemerintah kota. Beberapa akibat negatif tersebut akan meningkat
pada masalah kriminalitas yang bertambah dan turunnya tingkat kesejahteraan.
Dampak
negatif lainnnya yang muncul adalah terjadinya “overurbanisasi” yaitu dimana
prosentase penduduk kota yang sangat besar yang tidak sesuai dengan perkembangan
ekonomi negara. Selain itu juga dapat terjadi “underruralisasi” yaitu jumlah
penduduk di pedesaan terlalu kecil bagi tingkat dan cara produksi yang ada.
Pada saat
kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan dan hirarki urban. Hal ini
menimbulkan terjadinya pengangguran dan underemployment. Kota dipandang sebagai
inefisien dan artificial proses “pseudo-urbanisastion”. Sehingga urbanisasi
merupakan variable dependen terhadap pertumbuhan ekonomi.
D. USAHA
MENANGGULANGI URBANISASI
Penanganan Masalah Urbanisasi
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan
memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun
desa , adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:
1. Intensifikasi
pertanian.
2. Mengurangi/ membatasi tingkat
pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga
Berencana.
3. Memperluas dan mengembangkan lapangan
kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan.
4. Program pelaksanaan transmigrasi.
5. Penyebaran pembangunan fungsional
di seluruh wilayah.
6. Pengembangan teknologi menengah
bagi masyarakat desa.
7. Pemberdayaan potensi utama desa.
8. Perlu dukungan politik dari
pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah.
Berdasarkan
kebijakan tersebut, maka yang yang berperan adalah pemerintah setempat dalam
penerapannya. Pemerintah daerah perlu berbenah diri dan perlu mengoptimalkan
seluruh potensi ekonomi yang ada di daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi
dan bisnis yang benarbenar berorientasi pada kepentingan warganya. Tapi bukan
berarti pemerintah daerah saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga
perlu membuat kebijakan lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi
sumber daya ekonomi.
1. Permasalahan apa saja yang biasa di alami
oleh masyarakat desa dan kota?
Permasalahn di Desa
Ekonomi:
Laju Ekonomi yang tergolong lambat karena lapangan kerja di sektor Formal yang
sangat sulit.
Pendidikan:
Ini karena sarana pendidikana yang kurang dan juga tenaga pengajar yang kurang
juga menjadi sebab kurang bagusnya pendidikan di pedesaan.
Sarana
dan Prasarana: Sarana dan prasarana seperti jalan yang memadai, sekolah, fasilitas
kesehatan dan ada juga fasilitas listrik yang masih belum bisa dinikmati
masyarakat pedesaan.
Permasalahn di Kota
Masalah
Kemacetan: Banyakanya jumlah kendaraan pribadi menjadi penyebab utama kemacetan
di kota-kota besar.
Kemiskinan:
Masalah ini bisa terjadi karena lapangan kerja yang terbatas sudah tidak
seimbang dengan jumlah penduduk yang tinggal disana.
Emosi:
Masyarakat kota terutama remajanya banyak dari mereka yang tempramental dan
mudah di provokasi.
Kepadatan
Penduduk: Kepadatan penduduk bisa disebabkan karena tingkat kelahiran yang
tinggi dan tingkat urbanisasi
Gaya
Hidup: Masyarakat perkotaan cenderung memiliki gaya hidup yang glamour dan
menengah keatas.
2. Jika kalian tinggal di desa, apakah anda
ingin pindah ke kota? Beri alasannya!
Ingin,
karena profesi pekerjaan dan lapangan pekerjaan di kota jauh lebih banyak
dibandingkan di desa. Dan juga masalah pendidikan, fasilitas, jalanan dll di
desa itu tidak memungkinkan dan tidak cukup nyaman.
Nama
: Meydi Annisa
NPM:
16114610
Kelas
: 1 KA 32
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar